Selain perlu mengetahui penyebab korosi di lapangan minyak, perlu diketahui juga tipenya dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju korosi. Selain itu, meski artikel ini membahas oilfield corrosion, kaidah-kaidah yang terkait dengan korosi juga berlaku secara umum.
Dua Tipe Korosi
- Korosi umum
- Area anoda dan katoda berubah-ubah akibat penumpukan kotoran, pengendapan dll
- Korosi lokal
- Area anoda tidak berubah, dan korosi jenis ini sangat berbahaya karena menyebabkan kebocoran
Kecepatan Korosi
Kecepatan korosi atau laju korosi, atau corrosion rate dipengaruhi oleh:
- Conductivity
- Semakin tinggi conductivity / konduktivitas, laju korosi atau corrosion rate semakin tinggi
- Air asin lebih menyebabkan korosi karena konduktivitasnya tinggi
- pH
- pH rendah menyebabkan laju korosi tinggi
- Gas yang larut
- H2S, CO2, O2 meningkatkan laju korosi sistem
Semua tipe korosi dapat diatasi dengan treatement corrosion inhibitor
Penyebab Korosi di Lapangan Minyak
- Carbon Dioxide (CO2)
- Hydrogen Sulfide (H2S)
- Oxygen (O2)
1. Carbon Dioxide (CO2)
CO2 + H2O ↔ H2CO3 (Asam Karbonat)
Fe + H2CO3 → FeCO3 + H2
Sifat-sifa korosi CO2 / sweet corrosion
- General corrosion (umum)
- Lubang berbentuk seperti piring, tidak mendalam
- Cendrung tidak ada endapan corrosion
Faktor penentu korosi CO2 /sweet corrosion
- Konsentransi CO2
- Temperatur
- Pressure
- Kandungan kimia dalam air
- Kecepatan arus
Partial pressure CO2
- Partial Pressure CO2 = Total Pressure x Persen CO2
- Biasanya, jika partial pressure CO2:
- > 30 PSI Terjadi korosi
- 3 – 30 PSI Kemungkinan korosi
- < 3 PSI Tidak terjadi korosi
Grafik di bawah ini menggambarkan pengaruh CO2 terhadap pH, pada temperature yang berbeda.
Korosi yang disebabkan oleh Carbon Dioxyde disebut dengan Sweet Corrosion, gejalanya antara lain adalah:
- Pada sumur gas dan kondensat, pitting (korosi yang menyebabkan kebocoran) disebabkan oleh air yang mengandung CO2 menetes pada dinding pipa
- Tubing di bawah area kondensasi biasanya tidak terkorosi
- Pada oil wells, pitting pada batang pompa (sucker rod) karena hilangnya lapisan pelindung oleh pergesekan
2. Hydrogen Sulfide (H2S)
Fe + H2S → FeS + H+ + H2
Korosi yang disebabkan oleh Hydrogen Sulfide
- Disebut dengan sour corrosion
- Korosi lokal
- Deposit besi sulfida (iron sulfide) berwarna hitam
- Bau telur busuk (H2S)
- Lubang-lubang halus yang dalam
- Bisa terbentuk blistering atau cracking
3. Oxygen (O2)
- Biasanya gas Hidrogen terbentuk pada katoda
- 2H+ + 2e– → H2
- Gas Hidrogen membentuk film pelindung
- Bila ada oksigen, akan terbentuk air
- O2 + 4H+ + 4e– → 2H2O
- Dengan hilangnya gas Hidrogen maka tidak ada film pelindung
- Karenanya, proses korosi menjadi lebih cepat
- Proses ini disebut dipolarisasi katoda
- Oxygen mempercepat sweet dan sour corrosion
Untuk info lebih lanjut tentang penyebab korosi silakan hubungi kami.
Konsultasi dengan EON Sekarang
Kami siap mendengar dan memberikan solusi chemicals yang tepat untuk Anda. Konsultasi bersama pakar kami gratis!