Program clean in place (CIP) dalam industri makanan dan minuman merupakan salah satu hal yang sangat fundamental dalam mewujudkan green industry; yaitu industri yang mampu beroperasi lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberi manfaat besar untuk lingkungan. Sayangnya, program CIP ini banyak yang belum melaksanakannya secara optimal karena masih mengonsumsi energi, air dan bahan kimia dalam jumlah besar.
Penggunaan air dan bahan kimia yang besar akan menghasilkan limbah dalam jumlah besar dan mengakibatkan tambahan biaya besar untuk penanganannya. Karena itu, usaha untuk dapat mengefisiensikan penggunaan sumber daya energi, air maupun bahan kimia yang digunakan dalam proses clean in place merupakan langkah untuk mendukung program sustainability dalam upaya menerapkan green industry.
Agar dapat memahami potensi penghematan dalam aplikasi clean in place, Anda perlu mengetahui proses yang dijalankan. Meski dalam pelaksanaan berbeda pada setiap industri makanan dan minuman atau food and baverage industry, tapi semua didasarkan pada sebuah prinsip yang sama. Proses CIP didasarkan pada waktu (time), tenaga mekanik (action), bahan kimia (chemical) dan suhu (temperature). Hal ini biasa disebut dengan parameter TACT (Time, Action, Chemical, Temperature).
Banyak ditemukan industri pangan yang masih kurang tepat dalam menjalankan proses clean in place. Mereka memberikan langkah-langkah tambahan. Hal ini tentu menyebabkan peningkatan konsumsi energi, air dan bahan kimia yang lebih dari yang diperlukan untuk menghindari isu kontaminasi pada produk.
Sistem clean in place yang tidak efektif dan efisien ini memiliki banyak sekali dampak terhadap perushaan. Dampak terbesar adalah pelanggaran sistem regulasi keamanan pangan akibat adanya kontaminasi pada produk makanan-minuman yang diproduksi. Ini dapat menyebabkan konsumen keracunan bahkan hingga meninggal dunia. Selain dari sisi konsumen, perusahaan akan mengalami kerugian besar karena harus melakukan penarikan produk, kehilangan kepercayaan konsumen dan menurunnya pendapatan perusahaan.
Kegagalan dalam predikat green industry yang diakibatkan oleh kurangnya efektivitas dan efisien proses clean in place dapat menyebabkan meningkatnya downtime sehingga waktu produksi makin berkurang, pemborosan penggunaan bahan kimia, air, dan juga energi yang digunakan.
Guna meningkatkan efisiensi program clean in places ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. Meliputi desain peralatan hingga bahan kimia yang digunakan. Satu hal penting yang sering kurang diperhatikan adalah pengaruh adanya dead end dan kondisi aliran pada saat cleaning.
Dead end memiliki batasan maksimal untuk perbandingan L/D, yaitu 1,5 hingga 2. Flow rate perlu dijaga untuk menghasilkan aliran turbulen sehingga terdapat aksi mekanis dalam proses clean in place. Penggunaan flow meter pada bagian input dan output pada jalur pipa bermanfaat untuk memastikan tidak ada pemborosan air karena kebocoran.
Setelah sistem dan proses desain sudah dinyatakan sesuai dengan fundamental desain proses clean in place, ada beberapa pilihan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi yaitu:
- Optimasi Bahan kimia
Pemilihan bahan kimia pembersih dan aplikasi yang tepat sangat membantu program penghematan. Pertimbangan utamanya adalah bahan kimia atau chemicals pembersih yang bagus, tidak beracun (non-toxic), rendah busa, biodegradable, dan tentu saja yang bersirtifikat food grade & halal untuk green industry. - Optimasi Temperatur
Optimasi penggunaan temperatur perlu dilakukan untuk bahan kimia dan jenis pengotor tertentu sehingga dapat meraih hasil terbaik dengan sumber daya seminimal mungkin. - Optimasi Waktu
Perlu identifikasi titik-titik tertentu yang dapat diefisiensikan. Tinddakan ini dapat menghemat penggunaan sumber daya dan dapat meningkatkan waktu produksi (downtime berkurang).
Program sustainable cleaning in place sebagai langkah penerapan green industry banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh industri makanan minuman, terutama efisiensi dan penghematan biaya produksi.
.
Eonchemicals hadir memberikan solusi dengan formula bahan kima pembersih atau cleaning chemicals yang efektif yaitu:
- EonCIP 101, membersihkan kotoran organik pada sistem produksi
- Booster 101, untuk kotoran organik yang sangat membandel
- EonCIP 200, membersihkan kotoran mineral yang telah mengerak
- EonOxoni, formula sanitasi berbasis peroxide dapat membasmi mikroorganisme
- Sanichlor, formula sanitasi berbasis klorin
- Sanicare, formula sanitasi berbasis QAC (Quartenery ammonium compound)
Produk Eonchemicals tersebut telah melalui sertifikasi National Sanitation Foundation (NSF) untuk memastikan sesuai dengan regulasi dan kualitas. Juga telah bersertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Layanan kami mencakup after sales dan bekerja sama dengan perusahaan Anda dalam program Joint Improvement untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan.
Segera hubungi kami untuk konsultasi (gratis) terkait green industry, problem, proses, serta bahan kimia untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi proses cleaning di perusahaan Anda dengan klik tombol WhatsApp yang tersedia.
Konsultasi dengan EON Sekarang
Kami siap mendengar dan memberikan solusi chemicals yang tepat untuk Anda. Konsultasi bersama pakar kami gratis!