Glycol contactor adalah sebuah vessel vertikal yang berfungsi untuk mengeringkan gas alam. Gas alam yang mengandung uap air (gas basah) dialirkan dari bagian bawah vessel menuju ke atas. Dalam waktu bersamaan, Glycol sebagai chemical absorbent (penyerap air) dialirkan dari bagian atas vessel menuju ke bawah. Dengan demikian, di dalam vessel terjadi contact antara glycol dan gas basah. Proses glycol contactor inilah yang akan menghasilkan gas kering, karena airnya sudah terserap oleh glycol.
Dalam proses pengeringan gas ini dikenal istilah lean glycol dan rich glycol. Lean glycol adalah glycol bersih, yang belum menyerap air. Lean glycol diinjek di bagian atas vessel dan menuju ke bawah sambil menyerap uap air. Glycol yang telah menyerap air inilah yang disebut dengan rich glycol. Jadi, rich glycol adalah glycol yang mengandung banyak air karena telah terpakai untuk proses pengeringan gas alam. Selanjutnya, rich glyocol dapat diregenerasi agar menjadi lean glycol kembali sehingga dapat dipakai ulang untuk glycol contactor dengan cara pemanasan untuk menghilangkan kandungan airnya.
Air merupakan zat yang paling umum sebagai kontaminan hydro carbon ketika diproduksi dari sumur. Jika dibiarkan, air akan menyebabkan permasalahan seperti :
- Terjadinya korosi
- Tidak memenuhi persyaratan komersial gas alam (4-8 lb/MMSCF)
- Tidak memenuhi persyaratan downstream processing (0.1 PPM)
Pemilihan Glycol untuk Glycol Contactor
Dalam oilfield chemicals ada 2 jenis glycol yang biasa digunakan sebagai absorbent saat proses dehidrasi, yaitu: (1) Triethylene Glycol (TEG), dan (2) Monoethylene Glycol (MEG). Anda harus memilih jenis glycol yang tepat untuk glycol contacor Anda agar hasilnya optimal.
Triethylene Glycol (TEG)
TEG merupakan senyawa Glycol yang biasa digunakan pada proses dehidrasi gas alam karena TEG memiliki karakteristik yang sesuai dengan kriteria cairan penyerap. Karakteristik TEG yang sesuai dengan kriteria cairan penyerap, diantaranya:
TEG lebih mudah diregenerasi pada tekanan atmosferis sampai konsentrasi 98 – 99,95% karena titik didih dan temperatur dekomposisinya tinggi, yakni 405oF.
TEG memiliki tekanan uap yang lebih rendah daripada Glycol lain seperti MEG dan DEG, sehingga kehilangan senyawa akibat penguapan terutama dalam stripper juga lebih rendah.
Monoethylene Glycol (MEG)
MEG juga merupakan senyawa Glycol yang biasa digunakan dalam Glycol Dehydrator setelah TEG, terutama pada temperature stripper lebih rendah dari 330oF dengan pertimbangan sebagai berikut:
Secara Ekonomis: Penggunaan MEG dapat menekan biaya operasi dalam sebuah project dengan mengkombinasikan MEG dengan mechanical regenerator (karena MEG lebih efektif menyerap air).
Secara Teknikal : MEG memiliki tekanan uap yang lebih tinggi dibanding glycol lain sehingga menyebabkan MEG lebih mudah menguap dan MEG akan mudah terurai pada temperatur ≥ 330oF.
Kesimpulan
MEG meski daya serap airnya lebih baik, tapi lebih mudah menguap (boros). Karena itu, sebaiknya MEG digunakan pada suhu rendah (di bawah 330oF). Di atas suhu tersebut gunakanlah TEG.
Referensi: (i) Campbell, John. 1982. Gas Processing (ii) Diba K Dave, Guglielminetti M, Schiavo S. 2003. Glycol Reclaimer (iii) Dr. Istadi. Gas Dehydration (iv) Moises Alfredo Vergara Contreras and N Foucart. 2007. The MEG (Mono Ethylene) Injection Gas Dehydration Process Evaluation for the Margarita Field Development | Search term: Glycol Contactor
Konsultasi dengan EON Sekarang
Kami siap mendengar dan memberikan solusi chemicals yang tepat untuk Anda. Konsultasi bersama pakar kami gratis!